PT Rifan - Emas Kembali Anjlok di Akhir Pekan, Ternyata Safe Haven Tidak Terlalu Aman

PT RIFAN BANDUNG - Dengan situasi pasar dunia yang semakin hancur dan terbakar akibat krisis virus covid-19, ternyata satu-satunya aset yang seharusnya melindungi investor kinerjanya malah mengecewakan. Emas jatuh lebih dari 3% pada akhir pekan lalu, mengikuti penurunan yang dialami minyak dan Wall Street, disaat S&P 500 menuju pelemahan mingguan terburuk sejak krisis keuangan 2008. Emas Berjangka untuk pengiriman April di New York COMEX turun $ 57,50, atau 3,5%, menjadi $ 1,585 per ons, jatuh dari level $1.600, XAU/USD berada di level $1.585,55, turun sekitar 3,5%. Emas adalah aset yang dinilai aman dan menjadi buruan banyak investor selama sebulan terakhir karena guncangan krisis akibat wabah virus covid-19. Awal pekan silam, logam kuning mencapai tertinggi tujuh tahun yang nyaris mencapai $ 1.700, meningkatkan harapan adanya kesempatan di tahun ini memecahkan rekor tertinggi $ 1.900. Namun selama empat sesi terakhir, emas berjangka dan emas turun ke zona merah, sebelum akhirnya anjlok. Dua alasan yang disampaikan para analis mengenai trend penurunan margin call yang lebih tinggi oleh para trader emas dan penjualan dana lindung nilai untuk menutupi kerugian pada aset lain. Mengapa tidak mencapai level $ 1.700 untuk emas? Itu karena dana lindung nilai tidak ingin kinerja Februari menimbulkan bencana dan perlu menjual posisi emas yang menang untuk menghadapi kerugian kepemilikan saham mereka. Yang lain keluar karena margin call yang lebih tinggi yang dikenakan pada perdagangan emas, yang berarti "mereka membutuhkan uang tunai untuk tinggal atau mereka harus pergi," kata George Gero, direktur pelaksana di RBC Wealth Management. Namun, ada harapan bullish bahwa setelah aksi jual akhir pekan lalu, emas akan berusaha kembali ke $ 1.600 - PT RIFAN