top of page

PT Rifan - Kontroversi WHO Tak Sarankan Lockdown, Ini Alasan Utamanya



PT RIFAN BANDUNG - Salah satu petinggi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuat pernyataan mengejutkan. Dalam sebuah wawancara dengan Spectator TV, seorang Dr Davis Nabarro mengatakan lembaga PBB itu tidak menganjurkan penguncian sebagai alat utama pengendalian virus corona (Covid-19). Profil Dr Navarro sendiri ada di website WHO. Ia pernah dinominasikan untuk menduduki posisi Direktur Jenderal WHO di 2017.


Pernyataan itu keluar dari mulut Navarro saat sang pewawancara menanyakan soal petisi yang telah ditanda-tangani 12.000 orang yang disebut 'Great Barrington Declaration'. Di mana petisi itu menyebut lockdown menyebabkan "kerusakan yang tidak dapat diperbaiki". Sebagai ahli epidemiologi penyakit menular dan ilmuwan kesehatan masyarakat, kami memiliki keprihatinan besar tentang dampak merusak kesehatan fisik dan mental dari kebijakan Covid-19 yang berlaku, dan merekomendasikan pendekatan yang kami sebut 'Perlindungan Terfokus', bunyi petisi tersebut yang ditandatangani salah satu ahli epidemologis global dari Universitas Oxford Sunerta Gupta.


Kebijakan penguncian saat ini menghasilkan efek yang menghancurkan pada kesehatan masyarakat jangka pendek dan panjang. Menjawab ini, Nabarro mengatakan ke pewawancara 'poin yang sangat penting dari Profesor Gupta'. Dalam rekaman ia menyebutkan 'saya ingin mengatakan kembali bahwa kami di WHO tidak mengadvokasi lockdown sebagai alat utama mengontrol virus'. Satu-satunya saat kami yakin bahwa penguncian dapat dibenarkan adalah untuk memberi Anda waktu untuk mengatur ulang, menyusun kembali, menyeimbangkan kembali sumber daya Anda, melindungi petugas kesehatan Anda yang kelelahan, tetapi pada umumnya, kami lebih suka tidak melakukannya, jelasnya dalam wawancara itu, yang dikutip pula oleh News.com.au dan NYPost. Lihat saja apa yang terjadi dengan industri pariwisata di Karibia, misalnya, atau di Pasifik karena orang-orang tidak berlibur. Lihat apa yang terjadi pada petani kecil di seluruh dunia. ... Lihat apa yang terjadi dengan tingkat kemiskinan. Tampaknya kita mungkin memiliki dua kali lipat kemiskinan dunia pada tahun depan. Kita mungkin memiliki setidaknya dua kali lipat dari malnutrisi anak. Ia pun meminta adanya pendekatan baru untuk mengendalikan virus. Jadi, kami benar-benar mengimbau semua pemimpin dunia: berhenti menggunakan kuncian sebagai metode kendali utama Anda. Kembangkan sistem yang lebih baik untuk melakukannya. Bekerja sama dan belajar dari satu sama lain, ujarnya lagi. Sebelumnya meski tak tegas, hal senada juga sempat terlontar dari Direktur Program Kedaruratan WHO Michael Ryan. Dikutip AP, ia berujar pihaknya memang ingin agar negara-negara menghindari lockdown karena akan merusak ekonomi tapi pemerintah wajib memastikan bahwa kelompok-kelompok rentan terlindungi. Pemerintah harus bisa menahan penyebaran secara massif. Karena sesungguhnya mayoritas penduduk dunia masih sangat rentan penyakit ini. Hal ini berbeda dengan seruan-seruan sebelumnya yang diutarakan lembaga PBB itu sebulan lalu. Beberapa kali WHO memperingatkan negara-negara agar tidak berlaku cepat mencabut penguncian terutama selama menghadapi gelombang pertama virus. Hal ini bahkan diungkapkan Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Saat ini secara global, ada 37.748.234 warga dunia yang terinfeksi corona. Sebanyak 1.081.443 meninggal dan 28.350.523 sembuh. Kasus aktif corona sebanyak 8.316.268. Di mana 99% kasus atau sekitar 8.247.532 memiliki gejala ringan dan 1% atau 68.736 gejala serius dan kritis - PT RIFAN


Sumber :

Featured Posts
Recent Posts
Search By Tags
Connect
  • Google+ Social Icon
  • Facebook Social Icon
  • LinkedIn Social Icon
  • Twitter Social Icon
bottom of page