top of page

Rifan Financindo - Bursa Asia Start Mixed, Indeks Hang Seng-Shanghai Merah


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Bursa Asia dibuka bervariasi pada perdagangan Kamis, setelah bursa saham Amerika Serikat (AS) mayoritas ditutup melemah pada perdagangan Rabu waktu setempat akibat ambruknya saham teknologi AS.


Tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,16%. Namun selang beberapa menit setelah dibuka, indeks Nikkei berhasil menguat 0,31%. Sedangkan untuk indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melemah 0,26% dan Shanghai Composite China terkoreksi 0,42%.


Sementara untuk indeks Straits Times Singapura dibuka menguat 0,27% dan KOSPI Korea Selatan dibuka naik 0,16%.


Beralih ke Negara Adidaya, bursa saham AS (Wall Street) berakhir variatif mayoritas melemah pada perdagangan Rabu (14/4/2021) waktu setempat.


Indeks S&P 500 yang mencatat rekor tertinggi di hari Selasa harus turun, sementara Nasdaq yang kedatangan "penghuni baru" malah merosot. Anjloknya saham-saham teknologi membuat kedua indeks tersebut berakhir di zona merah.


Indeks Dow Jones pada Selasa lalu berakhir melemah, tetapi kemarin mampu menguat 0,16% ke 33.730,89. Bahkan sebelumnya sempat melesat 200 poin dan menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa. Indeks S&P 500 berakhir di 4.124,66, melemah 0,41%. Nasdaq anjlok 1% di 13.857,84.


Saham-saham teknologi berguguran pada perdagangan Rabu kemarin. Facebook dan Netflik turun masing-masing 2%, kemudian Amazon, Microsoft hingga Apple melemah setidaknya 1%.

Sementara itu saham-saham perbankan justru melesat, setelah melaporkan earning yang lebih baik dari ekspektasi pasar. Saham Goldman Sachs naik lebih dari 2%, kemudian Wells Fargo melesat 5,5%.


Meski demikian, kenaikan tersebut belum mampu membuat Wall Street menghijau.

Dari kabar seputar virus corona (Covid-19), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS memutuskan untuk menunda keputusan tentang vaksin Covid-19 Johnson and Johnson (J&J) pada Rabu waktu setempat.


Namun berpotensi mengancam nyawa pada enam wanita yang divaksin J&J.

Pada Selasa lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS meminta negara bagian untuk menghentikan sementara penggunaan vaksin Covid-19 J&J 'karena berbahaya'.


Hal itu terjadi disaat dunia sedang berlomba-lomba untuk menginokulasi populasi mereka saat virus terus menyebar, dengan tentunya semakin banyaknya varian virus corona baru.

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pun memperingatkan bahwa pandemi Covid-19 'tumbuh secara eksponensial - RIFAN FINANCINDO


Sumber : cnbcindonesia.com

Comments


Featured Posts
Recent Posts
Search By Tags
Connect
  • Google+ Social Icon
  • Facebook Social Icon
  • LinkedIn Social Icon
  • Twitter Social Icon
bottom of page