top of page

Rifan Financindo - Euro Di Bawah Tekanan Karena Kekhawatiran Inflasi


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Euro berjuang untuk mendapatkan kembali pijakan pada hari Kamis, setelah jatuh semalam terhadap dolar AS yang bangkit kembali, yang diuntungkan dari permintaan safe-haven di tengah kekhawatiran baru tentang suku bunga yang lebih tinggi dan resesi global.


Euro berada di $ 1,044, setelah kehilangan 0,75% pada dolar sehari sebelumnya, dan menuju penurunan bulanan 2,7%.

Itu juga turun ke level terendah baru 7-1/2-tahun versus franc Swiss di 0,99663 franc, dengan mata uang Alpine penerima manfaat lain dari arus safe-haven dan juga masih menikmati sisa-sisa kenaikan suku bunga kejutan Swiss National Bank dua minggu. yang lalu.


Christopher Wong, ahli strategi senior FX di Maybank, mengaitkan penurunan euro terhadap dolar dengan pasar bergerak menjauh dari aset berisiko setelah “bankir sentral memperingatkan inflasi yang bertahan lama dan bahwa mereka akan memprioritaskan memeranginya, menghasilkan rebound dolar secara luas semalam.


Peralihan global yang stabil dan agresif ke kebijakan yang lebih ketat telah memicu kekhawatiran resesi dan mengguncang pasar keuangan dalam beberapa bulan terakhir.


Berbicara pada konferensi tahunan Bank Sentral Eropa di Sintra, Portugal, Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan penting untuk menurunkan inflasi, bahkan jika itu berarti penderitaan ekonomi, dengan pernyataan serupa dari Presiden ECB Christine Lagarde.


Angka inflasi Jerman yang lebih rendah juga sempat membebani euro, kata kepala strategi FX Ray Attrill di National Australia Bank, sebelum “pasar menyadari bahwa ada beberapa faktor khusus di sana, itu bukan kejutan penurunan asli.


“Kekhawatiran gambaran yang lebih besar adalah apa yang terjadi dengan pasokan energi di zona euro saat kita menuju musim dingin … Kami cukup berhati-hati tentang euro,” tambah Attrill.


Dolar juga berada di posisi terdepan terhadap mata uang utama lainnya, dengan sterling merosot di $1,21225, dengan kerugian minggu ini membuatnya turun 3,8% bulanan, sementara dolar Australia berjuang di $0,6873.


Dolar juga mencapai puncak baru 24 tahun di 137 yen semalam, karena kesenjangan antara Fed yang hawkish dan Bank of Japan yang dovish terus membebani yen, yang terakhir diperdagangkan pada 136,57 yen.


BOJ mampu mempertahankan suku bunga karena inflasi Jepang masih rendah menurut standar global, meskipun kenaikan harga kecil saja menyebabkan masalah pengiriman pesan bagi bank sentral - RIFAN FINANCINDO


Sumber : inforexnews.com

Comments


Featured Posts
Recent Posts
Search By Tags
Connect
  • Google+ Social Icon
  • Facebook Social Icon
  • LinkedIn Social Icon
  • Twitter Social Icon
bottom of page