top of page

PT Rifan Financindo - Vaksin Siap Edar Akhir Tahun, Bursa Siap Menguat Hari Ini


PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Pasar modal kompak menguat pada perdagangan Senin meski lajunya sempat terganggu oleh rilis surplus neraca perdagangan Oktober. Hari ini, sentimen vaksin bakal menyuntik pasar untuk melanjutkan penguatan.


IHSG sempat terbang mencapai 1% pada sesi pagi, tetapi kemudian terpangkas setelah rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa impor Indonesia di bulan Oktober terkontraksi cukup parah.


Nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar US$ 14,39 miliar sementara impor senilai US$ 10,78 miliar. Artinya, neraca perdagangan mencatatkan surplus US$ 3,61 miliar. Dibandingkan dengan Oktober 2019 (year-on-year/YoY) ekspor turun 3,29% sedangkan impor anjlok 26,93%.


Di bursa saham, investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebanyak Rp 524,84 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 10 triliun. Mereka cenderung merespons negatif kabar surplus neraca perdagangan yang jauh melebihi angka konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia, yakni US$ 2,2 miliar.


Surplus yang semestinya manis karena membantu mengurang defisit transaksi berjalan justru menjadi duri dalam perekonomian Indonesia karena mengindikasikan aktivitas ekonomi yang masih tersendat. Pasalnya, komponen bahan baku dan barang modal mendominasi nilai impor kita dengan porsi mencapai 90%.


Namun bagi rupiah, kabar surplus neraca perdagangan tersebut dinilai positif karena surplus besar berarti cadangan devisa yang meningkat sehingga tekanan rupiah di atas kertas cenderung berkurang dalam jangka menengah.


Kemarin, US$ 1 dibanderol Rp 14.100/US$ di penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,35% melanjutkan penguatan yang telah dicetaknya dalam 6 pekan terakhir. Melansir data Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,35% di pasar spot pagi dan sempat menembus level psikologis 14.000 di Rp 14.095/US$.


Di pasar surat utang, harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat, kecuali SBN tenor 1 tahun. Dilihat dari imbal hasilnya (yield), hampir semua SBN mengalami penurunan yield, tetapi tidak untuk yield SBN tenor 1 tahun yang naik 7,1 basis poin ke level 4,001%.


Sementara itu, yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan acuan obligasi negara turun 4,7 basis poin ke level 6,277% pada hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang naik. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1% - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber :

Featured Posts
Recent Posts
Search By Tags
Connect
  • Google+ Social Icon
  • Facebook Social Icon
  • LinkedIn Social Icon
  • Twitter Social Icon
bottom of page