PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Pengalaman Seru ketika Dokter Mencoba Operasi dengan VR

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Pernahkah kalian membayangkan bagaimana proses operasi pada tubuh seseorang? Potong sana, ambil sini, hiii ngilu ya membayangkannya.Butuh waktu tahunan bagi seorang dokter bisa mengoperasi pasiennya. Namun dengan kecanggihan teknologi masa kini, tidak butuh waktu lama untuk bisa mengoperasi tubuh seseorang.

Yaitu dengan teknologi virtual, seseorang bisa mengoprek isi tubuh manusia. Seperti pengalaman Dr Johnson C. Lee yang merupakan dokter bedah plastik bersertifikat yang diunggah di video YouTube.

Dengan peralatan seadanya, ia melakukan operasi transplantasi jantung. Ia harus memotong tulang rusuk pasien hingga cukup ruang untuk tangannya masuk mengambil jantung.

"Kurasa ini tidak terlalu steril," ujarnya dalam video yang berdurasi sekitar tujuh menit itu.Karena terhalang paru-paru, Dr Lee harus mengangkatnya. "Oh, oh, oke, aku hanya secara tidak sengaja merobek paru-parunya," tambahnya.Paru-paru itu pun diletakannya di atas meja dengan menggeliat-geliat. Sesekali, Dr Lee memeriksa tanda vital pada pasien. Ia pun memilih pisau bedah untuk memotong pembuluh darah yang ada di jantung pasien.

Jantung itu diangkat dan digantikan dengan jantung yang sudah disediakan untuk transplantasi, namun pasien kehilangan banyak darah. Dr Lee sedikit kebingungan saat itu.Pada akhirnya, simulator tersebut memberi Dr Lee nilai D.

"Apa yang mereka ajarkan kepada Anda dalam operasi adalah jangan pernah terburu-buru. Jangan pernah mencoba untuk menjadi lebih cepat, Anda hanya harus mencoba menjadi lebih baik," ungkapnya.

Masih penasaran, Dr Lee pun mencoba usahanya yang kedua kali. Dr Lee pun lebih percaya diri dengan melakukannya dengan tenang.

Meskipun hampir menjatuhkan jantung transplantasinya ke lantai, Dr Lee berhasil menyelesaikan operasi tersebut dalam waktu tiga menit dan mendapatkan nilai A.

"Jika saya memikirkan ini dari sudut pandang permainan, saya hanya mencoba untuk melewati permainan secepat yang saya bisa. Ketika saya memikirkannya dari sudut pandang operasi, prioritas saya adalah status pasien yang sebenarnya, serta kualitas operasi," tutupnya.

sumber : health.com