top of page

Rifan Financindo Berjangka - Pasar Mabuk Likuiditas, Emas Bisa Meroket ke US$ 2.200


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas dunia ambrol pada perdagangan Rabu kemarin setelah membukukan penguatan dalam 5 dari 6 perdagangan sebelumnya. Meski demikian, analis dari bank Wells Fargo memprediksi harga emas akan kembali menguat di tahun depan, bahkan mencetak rekor tertinggi baru, sebab pasar finansial disebut sedang "mabuk" likuiditas.


Pada perdagangan hari ini, Kamis (10/12/2020), harga emas kembali melemah. Melansir data Refinitiv, pada pukul 17:32 WIB, emas berada di level US$ 1.832,8/troy ons di pasar spot, melemah 0,34%


John LaForge, kepala strategi aset riil di Wells Fargo, memprediksi pemulihan ekonomi di tahun 2021 akan cukup kuat dengan adanya vaksin virus corona. Meski demikian, ia melihat suku bunga bunga masih akan rendah dan kebijakan moneter masih longgar, sehingga perekonomian akan banjir likuiditas yang akan mendukung kenaikan harga emas.


"Pasar finansial 'mabuk' akan likuiditas dan para investor seharusnya tidak memperkirakan tahun 2021 pasar finansial akan 'sadar'. Dalam kondisi tersebut, kinerja logam mulia masih akan bagus," kata LaForge, sebagaimana dilansir Kitco.


Artinya menurut LaForge, hingga tahun depan pasar masih akan banjir likuiditas. Maklum saja, pemerintah Amerika Serikat (AS) masih akan menggelontorkan stimulus fiskal guna membantu perekonomian.


Stimulus tersebut diharapkan bisa cair di pekan ini, tetapi hingga saat ini masih belum ada tanda-tandanya. Hal itulah yang membuat harga emas pada perdagangan Rabu kemarin ambrol hingga 1,72% ke US$ 1.839,11/troy ons.


Meski demikian, cepat atau lambat stimulus tersebut pada akhirnya akan cair, sehingga perekonomian dan pasar finansial akan kembali banjir likuiditas.


Selain itu, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sebagai pemangku kebijakan moneter, sudah mengatakan tidak akan menaikkan suku bunga < 0,25% hingga tahun 2023, dan ada peluang nilai pembelian aset (quantitative easing/QE) akan ditambah. Alhasil, "mabuk" likuiditas memang masih akan terjadi dalam waktu yang cukup lama.


"Masih banyak uang yang akan dicetak, dan itu bagus untuk emas dan perak," kata LaForge.

Tetapi tidak hanya stimulus moneter yang akan membawa emas kembali menguat, ia juga melihat tahun 2020 sebagai awal siklus bullish emas.


LaForge memprediksi di akhir tahun 2021, emas akan menyentuh US$ 2.100 hingga US$ 2.200/troy ons - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA


Sumber : cnbcindonesia.com

Comments


Featured Posts
Recent Posts
Search By Tags
Connect
  • Google+ Social Icon
  • Facebook Social Icon
  • LinkedIn Social Icon
  • Twitter Social Icon
bottom of page