top of page

Rifan Financindo - The Fed Beri Sinyal Baru, Suku Bunga AS Bakal Seperti Ini


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Para pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, kembali memberikan sinyal hawkish terkait kebijakan moneternya. Para pejabat melihat tingkat suku bunga akan lebih tinggi untuk "beberapa waktu ke dopan" guna memerangi inflasi sampai lebih banyak kemajuan dibuat.


Ini terlihat dalam risalah pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) Desember, yang dirilis Rabu (4/1/2023) waktu setempat. Pada pertemuan di mana pembuat kebijakan menaikkan suku bunga utama mereka setengah poin persentase itu, mereka menyatakan pentingnya mempertahankan kebijakan restriktif sementara inflasi bertahan sangat tinggi.

"Peserta umumnya mengamati bahwa sikap kebijakan yang membatasi perlu dipertahankan sampai data yang masuk memberikan keyakinan bahwa inflasi berada pada jalur penurunan yang berkelanjutan hingga 2%, yang kemungkinan akan memakan waktu lama," ringkasan pertemuan tersebut menyatakan sebagaimana dimuat CNBC International.


Mengingat tingkat inflasi yang terus-menerus dan tidak dapat diterima, beberapa peserta berkomentar bahwa pengalaman sejarah memperingatkan terhadap kebijakan moneter yang melonggarkan sebelum waktunya," tambahnya.


Sejumlah peserta menekankan bahwa penting untuk mengomunikasikan dengan jelas bahwa perlambatan laju kenaikan suku bunga bukan merupakan indikasi melemahnya tekad Komite untuk mencapai sasaran stabilitas harga atau penilaian bahwa inflasi sudah berada di ambang batas. jalur ke bawah yang terus-menerus, "kata risalah itu lagi.


Di Desember, The Fed memang menaikkan siku bunga 0,5%, menjadi 4,25%-4,5%. Kebijakan tersebut melanjutkan siklus kenaikan suku bunga paling agresif dalam 40 tahun terakhir, ke level tertinggi dalam 15 tahun.

Meski begitu, kenaikan 50 basis poin tersebut lebih rendah dari empat kenaikan suku bunga sebelumnya. Yaitu kenaikan 75 basis poin.


Ini sempat membuat pasar pun bertanya-tanya. Apakah di masa mendatang The Fed akan melanjutkan menaikkan suku bunga dengan nilai yang lebih kecil.


"Peserta umumnya mengindikasikan bahwa risiko kenaikan terhadap prospek inflasi tetap menjadi faktor kunci yang membentuk prospek kebijakan," kata risalah tersebut lagi.


"Peserta umumnya mengamati bahwa mempertahankan sikap kebijakan yang membatasi untuk periode yang berkelanjutan sampai inflasi jelas berada di jalur menuju 2 persen sesuai dari perspektif manajemen risiko," jelasnya lagi.

Sebenarnya risalah ini sudah terlihat dalam pengumuman Bos The Fed Jerome Powell ketelah pengumuman suku bunga. Ia mengindikasikan memang telah ada beberapa kemajuan yang dibuat dalam pertempuran melawan inflasi, namun ini belum akan berhenti dan mengharapkan suku bunga bertahan di level yang lebih tinggi bahkan setelah kenaikan berhenti - RIFAN FINANCINDO


Sumber : cnbcindonesia.com

Comments


Featured Posts
Recent Posts
Search By Tags
Connect
  • Google+ Social Icon
  • Facebook Social Icon
  • LinkedIn Social Icon
  • Twitter Social Icon
bottom of page